Pameran TKI MAI-31 di Surabaya Jatim

Prodi Arsitektur Universitas Widya Kartika Surabaya (UWIKA) selalu berpartisipasi aktif dan mendukung kegiatan TKI MAI (Temu Karya Ilmiah Mahasiswa Arsitekur Indonesia). Kali ini kegiatan TKI MAI mengambil lokasi di Jatim, lebih tepatnya Surabaya dan Malang. Perwakilan mahasiswa Arsitektur seluruh Indonesia berkumpul di Surabaya sejak 19 Agustus 2015. Kampus UWIKA bahkan menyediakan tempat akomodasi mahasiswa di kampus.

Pameran TKI MAI dilaksanakan di kampus UPN Surabaya mulai 31 Agustus – 02 September 2015. Mahasiswa Arsitektur UWIKA ikut berperan serta sebagai anggota panitia dari BPR Rayon 5 Jatim.

Mahasiswa Arsitektur UWIKA khususnya peserta kelas Desain Arsitektur 3 mengunjungi pameran TKI MAI hari Selasa, 01 September 2015. Dari pameran TKI MAI ini, mahasiswa dapat melihat karya-karya yang dibuat oleh mahasiswa dari Perguruan Tinggi lain. Semoga pameran ini memberi banyak manfaat, menambah wawasan serta semangat mahasiswa Arsitektur untuk terus berkarya!

Mahasiswa Desain Arsitektur 3 UWIKA berkunjung ke Pameran TKI MAI 31

Sosialisasi Kurikulum Arsitektur Uwika 2015

Kamis, 13 Agustus 2015, diadakan sosialiasasi Kurikulum Arsitektur 2015, untuk memperkenalkan pada mahasiswa sistem pendidikan arsitektur di Uwika yang dipersiapkan khususnya menghadapi pasar global ASEAN. Acara ini dihadiri oleh para dosen tetap Prodi Arsitektur beserta para mahasiswa arsitektur.

Dalam Kurikulum yang baru jumlah total mata kuliah yang sebelumnya 49 menjadi 42 mata kuliah, dengan total 144 sks. Perubahan ini terletak pada Mata Kuliah Desain Arsitektur yang berbasis studio, semula 6 sks menjadi 8 sks. Dengan jumlah sks yang besar, mata kuliah inti ini diadakan hari Senin sd Kamis, dengan tugas perancangan dikerjakan di studio. Mata kuliah lain bersifat teori dan menunjang mata kuliah inti Desain Arsitektur.

Selain itu, kurikulum 2015 ini menitikberatkan pada Praktek Bisnis Profesi untuk memberi bekal praktek langsung (magang) bagi mahasiswa di 3 semester. Praktek bisnis profesi akan mencakup 3 kemampuan penting bagi calon arsitek: surveyor, drafter, dan supervisor lapangan. Dari 3 praktek bisnis ini, mahasiswa bisa mendapatkan sertifikasi tingkat nasional yang diterbitkan asosiasi profesi dengan biaya tambahan. Selain praktek bisnis, ada sertifikasi yang wajib diambil untuk melengkapi kemampuan mahasiswa, yaitu sertifikasi Bahasa Inggris dan sertifikasi Bahasa Mandarin.

Workshop Diseminasi Metode Pembelajaran Student Centered Learning (SCL)

Selama 2 hari minggu lalu, tanggal 6 dan 7 Agustus 2015, Prodi Arsitektur Universitas Widya Kartika (Uwika) mengadakan Workshop Diseminasi Metode Pembelajaran Student Centered Learning (SCL) dengan pemateri Bp. F. Priyo Suprobo, S.T.,M.T. selaku Kepala Penjaminan Mutu di Uwika. Workshop dihadiri oleh para dosen tetap dan tutor Prodi Arsitektur Uwika.

Materi workshop menyangkut pengetahuan dasar pembelajaran termasuk di dalamnya adalah teori pembelajaran yang ada dan metode pembelajaran sesuai KKNI yaitu Student Centered Learning (SCL). Workshop sekaligus membahas The Finland Phenomenon (https://www.youtube.com/watch?v=VhH78NnRpp0), bahwa terdapat pergeseran cara pembelajaran. Pembelajaran tidaklah harus selalu berbasis kompetisi melainkan dapat melalui cara kolaborasi, dengan cara-cara yang personal bukan standar pada umumnya, yang dilakukan secara profesional dengan harapan semua mahasiswa mendapat hasil yang terbaik.

Workshop hari ke-2 membahas model media dan evaluasi pembelajaran untuk SCL. Dari micro teaching yang dilakukan oleh salah satu dosen, para peserta workshop mendapatkan masukan, tips, sharing dan evaluasi dari metode pembelajaran yang selama ini dilakukan. Selain itu, workshop juga membahas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dapat dilakukan oleh para dosen, untuk dilanjutkan menjadi bahan Action Research.

Diharapkan dengan adanya kegiatan workshop ini, menjadi sarana evaluasi kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung selama ini, sekaligus menjadi motivasi dan penyemangat bagi para pengajar ataupun tutor untuk memasuki Semester Gasal 2015/2016.

Sidang Tugas Akhir Semester Genap 2014-2015

Senin, 6 Juli 2015, Prodi Arsitektur mengadakan Sidang Akhir Semester Genap 2014-2015. Mahasiswa Tugas Akhir kali ini berjumlah 10 orang, dengan 2 macam pilihan proyek Tugas Akhir: Perancangan dan Penelitian.

Nama-nama mahasiswa yang telah dinyatakan lulus seusai Sidang, dengan catatan revisi paper adalah sebagai berikut:

1. Iwan Cahya Hartano, NRP. 21211001 – Perencanaan & Perancangan Block Cofeee Café dan Perpustakaan di Surabaya

2. Novita Sari Dewi, NRP. 21211002 – Konsep Redevelopment Taman Kota Tepi Sungai Kalimas Surabaya

3. Rudy Hartono Prayogo, NRP. 21211003 – Perencanaan & Perancangan Seafood Restaurant yang Edukatif dengan Suasana Indoor dan Outdoor di Surabaya

4. Michael Richo, NRP. 21211007 – Perencanaan & Perancangan Restauran dan Ballroom Adat Jawa

5. Ruben Apriliawan, NRP. 21211008 – Perencanaan & Perancangan Gedung Konser Musik Klasik di Surabaya

6. Yakub Andrew, NRP. 21211011 – Desain Inklusi, Studi Kasus Taman Bungkul Surabaya

7. Shinta Indah P.N., NRP. 21211014 – Perencanaan & Perancangan Museum dan Pusat Pelatihan Fotografi di Surabaya

8. Ishak Liunardi, NRP. 21211018– Perencanaan & Perancangan GOR Bola Basket Berstandar Internasional di Surabaya

9. Irwan Winarto, NRP. 21211019 – Perencanaan & Perancangan Graha Gereja Satu Jam Saja di Surabaya

10. Liviany Amelia, NRP. 21211021 – Perencanaan & Perancangan Wisata Kuliner Surabaya dengan Konsep Semi Outdoor di Tunjungan Surabaya

Mahasiswa Arsitektur Angk. 2011 setelah Sidang Tugas Akhir

Pameran Karya Arsitektur UWIKA di ITC

Selama 3 hari mulai Jumat sd Sabtu, tanggal 29 -31 Mei 2015, Prodi Arsitektur Uwika mengadakan pameran karya mahasiswa di ITC Mega Grosir Surabaya Lt.2. Pameran ini adalah kegiatan tahunan untuk mengapresiasi karya mahasiwa serta memberi kesempatan pada publik untuk mengenal lebih jauh tentang Arsitektur Universitas Widya Kartika (UWIKA). Sedianya pameran ini menjadi rangkaian penutup untuk acara lomba Bingkai Arsitektur 2015 yang dikarenakan prioritas kegiatan ditunda Semester Ganjil 2015/2016.

Study Tour Hima Arsitektur & Sipil Uwika ke Bali

Tanggal 4-8 Mei 2015, prodi Arsitektur Uwika (Universitas Widya Kartika Surabaya) bekerja sama dengan prodi Sipil Uwika mengadakan Study Tour ke Bali. Tema study tour kali ini adalah „Keep Calm and Enjoy your Study“. Study tour kali ini mengunjungi beberapa tempat yang menarik untuk menambah wawasan bidang ilmu Arsitektur dan Sipil di samping tempat-tempat rekreasi.

 

Rombongan Hima ARS (Arsitektur dan Sipil) berangkat dari kampus Uwika di Sutorejo Prima Utara II/1 Surabaya tanggal 04 Mei 2015. Sesampai di Bali, kunjungan dilakukan ke diantaranya:

 Hari ke-1 (05 Mei 2015):

Kunjungan  pertama dilakukan ke Desa Panglipuran, terletak di Kabupaten Bangli, merupakan desa wisata yang masih kental dengan adat dan budaya Bali. Selanjutnya rombongan mengunjungi Taman Nusa. Di Taman Nusa, kita dapat melihat tidak hanya model rumah-rumah adat tradisional Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke, tapi juga tentang budaya dan sejarah kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Indonesia. Lokasi Taman Nusa sangat luas, terdiri dari 15 hektar. Lokasi kunjungan terakhir di hari pertama adalah Krisna, tempat oleh-oleh paling popular di Bali.

Desa Panglipuran

Foto bersama HIMA ARS Uwika

Mengunjungi Rumah Adat di Taman Nusa

Hari ke-2 (06 Mei 2015):

Kunjungan di hari ke -2 dimulai di Garuda Wisnu Kencana (GWK), kemudian dilanjutkan ke Pure Uluwatu. Di kedua tempat ini mahasiswa arsitektur dapat belajar mengenai ruang luar (plaza) yang terbentuk, landscape dan serial vision, karena kedua-duanya menawarkan vista yang menarik. Menjelang senja, perjalanan dibuat lebih santai ke Pantai Pandawa dan Pantai Jimbaran.

Menuju Plaza Wisnu

Menonton pertunjukan di Amphiteatre GWK

Hari ke-3 (07 Mei 2015):

Hima ARS mengadakan studi banding ke Universitas Udayana di Bali. Di sana mahasiswa dapat melihat laboratorium arsitektur, studio, dan tugas-tugas mahasiswa yang didisplay. Selain itu tambahan sedikit wawasan tentang arsitektur tradisional Bali juga disampaikan oleh Sekretaris Jurusan Arsitektur di Universitas Udayana, Bapak Jaya.

Arsitektur UWIKA menjalin kerjasama dengan Propan Raya

Seiring dengan kebutuhan untuk melengkapi mahasiswa dengan berbagai kegiatan praktis dengan tinjauan lapangan, pendalaman materi tentang bahan bangunan, sharing ilmu dan teknologi, serta peningkatan hubungan dengan masyarakat, Arsitektur UWIKA mengembangkan kerjasama dengan PT. Propan Raya, yang bergerak di bidang industrial coating & chemicals.

Kerjasama dimulai dengan penandatanganan MOU pada hari Selasa, 23 September 2014, oleh kedua pihak, yang diwakili oleh  Bp. Dr. Murpin Josua Sembiring, S.E., M.Si. selaku Rektor UWIKA, Bp. Ary Dwi Jatmiko, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Arsitektur UWIKA, dan Bp. Ir. Nugroho Argopuranto selaku Commercial Dept. Manager Propan.

Semoga kerjasama ini bermanfaat bagi kedua belah pihak institusi, juga bagi kelangsungan pembelajaran mahasiswa Arsitektur UWIKA.

Arsitektur UWIKA dan Propan Raya menjalin kerjasama

Seminar Arsitektur KONSEP TUGAS AKHIR 2014 -I

Prodi Arsitektur Universitas Widya Kartika (UWIKA) mengadakan Seminar Terbuka tentang Konsep Tugas Akhir karya Mahasiswa Arsitektur semester 7 tahun ajaran 2014/2015.

Seminar Arsitektur diadakan 2 hari, Kamis-Jumat, 16-17 Oktober 2014, mulai pk. 09.00 – 16.00 WIB. Topik menarik dari beberapa keynote speakers dibahas pula dalam seminar ini:

1. Peranan Public Space sebagai pemersatu bangunan di sekelilingnya: Ririn Dina Mutfianti, S.T., M.T.

2. Kajian struktur bangunan bentang lebar dalam karya arsitektur: Agustinus, S.T.

3. Manajemen proyek: Siafril Yudha, S.T., M.T., IAI.

4. Kajian hubungan ruang dalam dan ruang luar dalam karya arsitektur: Shirleyana, S.T., M.Sc.RDP

5. Pendekatan metode kuantitatif berbasis komputer dalam proses kreatif keilmuan arsitektur: F. Priyo Suprobo, S.T., M.T.

6. Konservasi bangunan bersejarah: Risma Andarini, S.T., M.T.

7. Pemanfaatan sinar alami dalam perkembangan teknologi pencahayaan dalam ruangan: Ary Dwi Jatmiko, S.T., M.T.

Pengalaman mengikuti Sayembara Design Challenge

Ditulis oleh: Shinta Indah. P (angkatan  2011)

Saya mengetahui tentang sayembara ini pertama kali pada mata kuliah Arsitektur Budaya dan Perilaku. Dosen saya mengumumkan bahwa ada sayembara design interior rusunawa Jemundo di Sidoarjo yang diselenggarakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Awalnya saya tidak tertarik, karena temanya adalah Inovasi Penataan Rusunawa yang multifungsi dan ekonomis. Dari tema tersebut, tentunya kita sebagai pesertalah yang harus mendesain perabot multifungsi untuk berbagai kegiatan dalam ruangan dengan luasan terbatas. Saya berpikir bahwa saya tidak mampu, namun sesungguhnya saya ingin mengikuti sayembara-sayembara seperti itu untuk menguji seberapa besar kemampuan saya. Diumumkan bahwa untuk mengikuti sayembara tersebut mahasiswa boleh mengerjakannya secara berkelompok maksimal tiga orang, namun berhubung teman-teman tidak ada yang berminat, sayapun ikut mengurungkan niat.

Keesokan harinya, dosen Mata Kuliah Desain Arsitektur memberi pengumuman yang sama, namun bedanya ada sesuatu yang ditawarkan, yaitu tambahan nilai untuk mahasiswa yang mau mengikuti lomba. Reward tersebutlah yang membuat saya semangat, karena dengan begitu saya akan mudah mencari teman yang mau diajak untuk mengikuti lomba. Horeee senangnya.. 😀  Sayapun segera mengajak teman saya Liviany dan Yakub untuk bersama mengikuti lomba ini dalam satu tim.  Selain kami bertiga, ada pula tim Iwan dengan anggotanya Rudy dan Hary.  Tak ketinggalan tujuh orang kakak kelas angkatan 2010 yang juga turut berpartisipasi dalam lomba ini. Kami semua berlomba menyajikan yang terbaik demi mengukur sampai dimana kemampuan kami diluar Universitas .

Singkat cerita, berkat kerja keras kami dan bantuan dari dosen untuk asistensi masalah proposal dan Rencana Anggaran Biaya akhirnya proposal dan desain kami selesai. Kamipun lega dan berharap masuk 60 besar se-Surabaya. Meskipun harapannya kecil, namun kami tetap berharap.

Tiba waktunya pengumuman 60 besar se-Surabaya. Pagi itu, sehabis bangun tidur seperti biasa saya memeriksa pesan-pesan yang masuk di telepon selular. Diantara rentetan pesan yang masuk, saya temukan sebuah pesan dari teman saya Iwan yang mengabarkan lolosnya tim dari UWIKA (Tim saya, tim Iwan, dan Kak Adi) ke babak 60 besar. Saya terkejut dan senang mendengar kabar tersebut, namun juga setengah tak percaya. Karenanya saya dan Yakub, rekan satu tim sekaligus saudara sepupu saya segera memeriksa e-mail untuk memastikan kebenaran berita tersebut. Setelah melihat pengumuman resmi yang dikirimkan Dinas PU melalui e-mail, saya baru percaya akan kebenaran berita tersebut. Sayapun langsung memberi tahu dosen-dosen kami 🙂 Saya sangat senang, karena ini adalah pertama kalinya kami mengikuti sayembara, dan bisa langsung lolos ke 60 besar tentu adalah sebuah prestasi tersendiri.  Dalam e-mail tersebut disebutkan bahwa kami harus mempersiapkan presentasi dihadapan juri untuk babak 60 besar nanti. Kamipun berusaha keras menyiapkan presentasi dan tentunya mental kami agar dapat menampilkan yang terbaik di hadapan dewan juri.

Hari babak penyisihan 60 besarpun tibalah. Kami bertujuh, mahasiswa UWIKA yang lolos dalam 60 besar berusaha memperjuangkan nama Universitas kami didepan khalayak umum, didepan universitas negeri dan universitas-universitas lain yang sudah tidak perlu diragukan lagi namanya. Dalam kesempatan presentasi tersebut, kelompok saya mengusung tema “PUSH and PULL”.

presentasi di babak 60 besar

Berpose sambil menunggu giliran presentasi

Dalam acara tersebut, kami juga menyaksikan presentasi dari mahasiswa-mahasiswa kampus lain yang juga lolos ke babak 60 besar. Saya sangat antusias, karena dengan demikian saya dan teman-teman dapat mengukur kemampuan kami—mahasiswa UWIKA dibandingkan mahasiswa dari kampus lain di Surabaya. Diantara para presenter ada peserta dari Universitas swasta ternama di Surabaya yang menurut saya desainnya terlihat sangat bagus. Sayangnya desain tersebut terkesan mahal dan sepertinya tidak mungkin diterapkan dalam desain rumah susun. Desain-desain dari peserta lain juga bisa dibilang bagus-bagus, namun sayangnya menurut kami beberapa diantaranya kurang masuk di akal. Mungkin mereka kurang mempertimbangkan dengan matang konsep mereka. Babak penyisihanpun berakhir, tinggal menunggu babak selanjutnya, yaitu pengumuman 10 besar, baru setelah itu final.

Selang beberapa minggu setelah babak penyisihan, tibalah saat pengumuman nama-nama tim yang masuk kedalam babak final. Hari Sabtu pagi ada pesan dari Kak Adi yang mengabarkan bahwa tim saya, Yakub dan Liviany masuk 10 besar. Saya tidak percaya, dan segera memastikan kebenaran berita tersebut melalui e-mail.  Ternyata benar bahwa kelompok kami—saya, Yakub, dan Liviany berhasil masuk 10 besar finalis. 10 finalis yang ada terdiri dari 4 finalis dari Universitas Brawijaya, 4 finalis dari ITS-Architecture, 1 finalis dari ITATS, dan 1 finalis dari UWIKA yakni tim kami. Ternyata kami bisa mengalahkan peserta dari perguruan tinggi swasta paling ternama di Surabaya. Hal tersebut sangat mengesankan bagi kami. Dan menurut kami, kami bisa lolos sampai di 10 besar ini adalah anugerah dari Tuhan. 🙂

Seperti telah diumumkan sebelumnya, seluruh finalis 10 besar harus mengumpulkan maket rancangan skala 1:10 untuk dipamerkan di atrium City of Tomorrow, tempat acara final berlangsung. Acara pameran tersebut juga dilakukan untuk mendapatkan juara terfavorit yang dipilih melalui sistem balot.  Bukan hanya itu, dalam acara final nanti seluruh finalis juga harus melakukan presentasi lagi dihadapan dewan juri  dan penonton. Karenanya, kami berusaha untuk mengerjakan maket dan memperbaiki presentasi kami.

Ini adalah pengalaman kami membuat maket interior. Dengan keterbatasan pengetahuan  terhadap bahan-bahan maket, kami melakukan konsultasi dengan beberapa dosen dan mendapatkan saran tentang jenis-jenis bahan dan trik-trik pembuatan maket interior. Akhirnya berkat kerja keras bersama, maket kamipun selesai tepat pada hari pengumpulan.

Usaha keras menyelesaikan maket pada detik-detik terakhir pengumpulan

Tepat tanggal 14 juni 2013, hari jum’at pukul 16.30 acara Final Design Challenge Dinas PU Cipta Karya dimulai. Maket hasil karya 10 finalis ditata berjajar rapih didepan panggung. Acara diawali dengan beberapa kata sambutan dari Dinas PU kemudian dilanjutkan dengan presentasi masing – masing peserta.

Suasana acara final 10 besar Design Challenge di CITO

Presentasi pesertapun dimulai.  Satu demi satu peserta membawakan presentasinya dengan baik dan berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh dewan juri. Dari sepuluh peserta, kelompok kami mendapat giliran presesntasi ke-sembilan. Hal ini sedikit banyak memberikan keuntungan bagi kami, karena kami dapat mempersiapkan diri dengan mendengarkan pertanyaan-pertanyaan juri yang diajukan pada peserta sebelumnya. Kamipun dapat melihat cara presentasi dari finalis-finalis yang sebelumnya.  Ketika giliran kami tiba, Liviany yang maju sebagai presenter utama dapat menjelaskan desain tim kami dengan lancar. Kami bersyukur, karena telah mempersiapkan presentasi dengan baik, bahkan sehari sebelum acara kami telah melakukan percobaan presentasi di hadapan dosen untuk mendapatkan masukan-masukan yang berharga.  Pada sesi tanya jawab seluruh pertanyaan dewan juri dapat kami bertiga—saya, Yakub dan Liviany jawab dengan baik.

Liviany ‘beraksi’ di hadapan Dewan juri dan penonton

Saya, Yakub, dan Liviany menjawab pertanyaan Dewan Juri

Pada akhir acara ketika nama-nama pemenang diumumkan, ternyata tim kami tidak termasuk di dalamnya. Perasaan kami cukup kecewa, karena kami belum bisa membawa nama Universitas Widya Kartika, khususnya Prodi Arsitektur menjadi juaranya. Tapi ya, dilihat dari segi positifnya, kami mendapat pengalaman lebih dalam hal mengikut sayembara, bagaimana kami dapat menarik perhatian para ahli arsitektur untuk melirik hasil karya kami. Menurut kami, kami sudah berhasil, walau langkah kami harus terhenti hanya sampai di 10 besar. Ini adalah prestasi pertama kami, dan juga langkah awal kami untuk memperkenalkan Prodi Arsitektur Universitas Widya Kartika yang ternyata tidak kalah dengan Universitas swasta ternama di Surabaya yang sudah melahirkan banyak sekali lulusan yang dianggap berkualitas. Masuknya kami dalam sepuluh besar finalis juga adalah satu pembuktian bahwa mahasiswa prodi Arsitektur Universitas Widya Kartika mampu bersaing dengan Universitas Negeri ternama di Surabaya dan Malang.

Semoga cerita kami dapat menginspirasi para generasi Mahasiswa Prodi Arsitektur Universitas Widya Kartika untuk terus berkarya dan meunjukkan kemampuan yang terbaik . Jangan hanya berani di’kandang’, ayo keluar dari zona amanmu, bertempurlah dengan dunia luar. Mungkin karyamu yang terbaik dalam zona Universitas Widya Kartika, tapi belum tentu menurut dunia luar. Ada hal yang tidak bisa kita dapatkan didalam mata kuliah di kampus, maka apa yang harus kita lakukan? Jawabannya adalah, keluarlah dan kamu akan menemukan dunia yang sebenarnya diluar sana 😀

Senyum kemenangan