Kegiatan TKI-MAI merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Arsitektur Indonesia setiap tahunnya. Kami, Samuel Yuhan dan Kennant Evander merupakan Mahasiswa Arsitektur Universitas Widya Kartika Surabaya. Surabaya sendiri merupakan bagian dari Badan Pengurus Rayon 5 Jawa Timur, di mana Badan Pengurus Rayon 5 Jawa Timur terdiri dari Universitas yang berada di Kota Malang, Surabaya, dan Lamongan, yang menjadi anggota dari Badan Pengurus Rayon 5 Jawa Timur.
Kegiatan TKI-MAI 34 Sulawesi Tengah dilaksanakan di beberapa kota yaitu, Palu, Togean, Banggai, dan Poso. Kegiatan TKI MAI 34 Sulawesi Tengah berlangsung pada tanggal 26 Agustus sampai 3 September 2018 dengan tema Arsitektur Nusantara. Hampir seluruh Mahasiswa Arsitektur yang ada di Indonesia berkumpul di Kota Palu untuk mengikuti acara TKI-MAI tersebut.
Keberangkatan Mahasiswa Arsitektur Jawa Timur berlangsung pada tanggal 22 Agustus 2018. Berangkat lebih awal, dikarenakan kami menggunakan transportasi kapal laut untuk menuju Kota Makassar. Pada tanggal 23 Agustus 2018 kami sampai di Kota Makassar pada malam hari sekitar pukul 20.00 WITA. Sesampainya di Pelabuhan Makassar, kami Mahasiswa Arsitektur Jawa Timur disambut oleh Mahasiswa Arsitektur Makassar dengan baik. Walaupun Jawa Timur dan Makassar secara jarak sangat berjauhan, namun Mahasiswa Arsitektur Makassar menyambut Mahasiswa Arsitektur Jawa Timur bagaikan keluarga sendiri. Di Kota Makassar, Mahasiswa Arsitektur Makassar menyediakan sebuah wisma untuk Mahasiswa Arsitektur Jawa Timur menginap, yaitu Wisma Tarakan yang merupakan wisma yang disediakan pemerintah untuk mahasiswa dari Tarakan.
Pada tanggal 24 Agustus 2018, Mahasiswa Arsitektur Makassar melakukan pelepasan peserta TKI-MAI yang dihadiri oleh Ketua IAI Sulawesi Selatan. Setelah acara tersebut, kami berangkat menuju Kota Palu dengan menggunakan transportasi bus selama 1 hari 2 malam. Dalam perjalanan menuju Kota Palu, banyak sekali keindahan yang disajikan oleh Pulau Sulawesi, dari pemandangan gunung hingga pemandangan laut. Tanggal 25 Agustus 2018 malam, kami sampai di Kota Palu yang kemudian menuju area pameran unuk mendekorasi stand pameran, di mana kami bekerja dari pukul 23.00 – 05.00 WITA. Di sana, kami merasakan pengalaman hidup yang sebenarnya dari seorang Mahasiswa Arsitektur. Dimulai dari begadang dan harus dapat menikmati tidur di tempat mana saja.
Pada tanggal 26 Agustus 2018, kegiatan diawali dengan persiapan untung long march di Kota Palu, dan dilanjutkan dengan pembukaan oleh Wali Kota Palu. Pada hari berikutnya, kegiatan sudah dibagi pada setiap paket kegiatan, di mana kami mengikuti kegiatan forum komunikasi yang berlangsung di Wisma Donggala. Sebelum dibagi setiap paket kegiatan, secara bersama kami mengikuti seminar nasional dengan salah satu pembicaranya adalah Yu Sing, seorang arsitek ternama. Pada kesempatan tersebut, dibahas tentang keragaman Arsitektur Tradisional di Indonesia, serta potensi dan keadaan daerah lokal yang dapat diolah secara arsitektural. Setelah mengikuti kegiatan seminar tersebut, kami kembali ke stand pameran yang berada di Lapangan Vatulemo. Setibanya di sana, kami melihat stand pameran yang kami buat kemarin malam, rusak karena angin kencang, sehingga malam itu juga, kami kembali begadang untuk mengerjakan stand pameran yang tentunya dengan konsep yang berbeda dari sebelumnya, agar tidak rusak kembali oleh angin kencang. Kegiatan forum komunikasi berlangsung sampai tanggal 2 September 2018, dikarenakan banyak agenda yang harus diselesaikan. Pada tanggal 3 September 2018, kami bertugas menjaga stand dari pukul 15.00 – 00.00 WITA. Pada kesempatan tersebut, kami banyak bertemu dengan teman-teman baru dari Jakarta dan Bali, dan kami sempat ditraktir Roti John yang enak oleh teman-teman dari Palu. Dan acara berikutnya adalah penutupan kegiatan yang berlangsung di Refan’s Cafe di area pantai. Acara penutupan berlangsung sampai pukul 02.00 WITA, dibuka oleh Wakil Walikota Palu, Bp. Sigit Purnomo Said atau yang dikenal sebagai “Pasha Ungu”, dilanjutkan dengan pertunjukan tari-tarian tradisional Sulawesi Tengah, kemudian persembahan perform dari masing-masing BPR, dan diakhiri dengan pelepasan lampion. Setelah itu kami langsung menuju bandara untuk evaluasi kegiatan dan pulang kembali menuju Jawa Timur.
Dari keberangkatan dan selama acara kegiatan TKI-MAI, kami belajar banyak hal yang selama menjadi Mahasiswa Arsitektur belum pernah kami dapatkan. Dimulai dari kekeluargaan antar Mahasiswa Arsitektur, ilmu tentang Arsitektur Tropis, serta Arsitektur Nusantara yang ada di setiap Badan Pengurus Rayon, hingga cara berlangsungnya sidang yang benar, di mana selama ini di himpunan belum dilaksanakan, dan sangat berkesan karena mengharuskan kami untuk keluar dari zona nyaman dan dapat memperluas wawasan karena dapat bertemu dengan banyaknya teman-teman baru dari seluruh Indonesia. Kami agak menyesal tidak mengikuti acara TKI-MAI dari kami masuk kuliah, karena ternyata banyak sekali ilmu yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu yang membuka mata akan esensi yang sebenarnya dalam ber–Arsitektur.